Ketika Jintar Melawan Usia dan Karateka Muda: Diet Ketat, Kikis Habis Asam Laktat

Ketika Jintar Melawan Usia dan Karateka Muda: Diet Ketat, Kikis Habis Asam Laktat

Jakarta – Jintar Simanjuntak belum mau berhenti menjadi ujung tombak Indonesia. Saat usianya makin bertambah, karateka Sumatera Utara itu rela menjalani diet ketat sekaligus lebih rajin memerangi asam laktat.

Jintar menyadari tugas beratnya di SEA Games 2017 Kuala Lumpur pada Agustus nanti. Dia masih menjadi salah satu tumpuan Indonesia untuk menyumbangkan medali emas.

Soal pengalaman sih, Jintar sudah cukup kenyang. SEA Games Kuala Lumpur nanti akan menjadi SEA Games kelima yang dilakoninya.

Tapi, dengan pengalaman panjangnya itu pula terlihat kalau Jintar bukanlah karateka muda berusia 20-an. Dia akan tampil pada SEA Games Malaysia nanti pad aumur 31 tahun.

Bukan apa-apa, Jintar tak bisa menafikkan kalau fisiknya sudah tak lagi sama dengan ketika dia masih berada pada periode awal 20-an. Dengan kondisi itu, dia kini harus melawan karateka-karateka yang lebih muda.

“Kalau dulu masih muda apapun bisa dilakukan, makan apapun bisa. Tapi, sekarang semua harus diatur,” kata Jintar yang ditemui detikSport, Senin (24/7/2017).

Untuk urusan makan, enaknya sih, Jintar tak memiliki pantangan khusus. Namun, sekarang dia harus menakar dengan tepat perbandingan nasi, sayur, dan lauknya.

Begitu pula untuk menjaga kebugarannya. Jintar harus lebih piawai mengusir asam laktat yang bisa menyebabkan nyeri otot.

“Selain latihan fisik dan teknik setiap hari, ada maintenance sejak enam atau tujuh bulan yang lalu dari Prima. (Untuk) latihan fisik paling 15-30 menit, itu biasanya hari libur untuk menghilangkan asam laktat,” tutur Jintar.

Kombinasi pengalaman, dukungan barisan pelatih, dan Satuan pelaksana program Indonesia Emas (Satlak Prima) itu membuat Jintar tak kesulitan untuk mengatur fisiknya. Berat badannya pun stabil untuk tampil pada nomor dan kelas spesialisnya kumite (tanding) -64 kg.

Jintar juga selalu membisikkan motivasi kepada dirinya sendiri. Jintar bertekad untuk mengulang suksesnya SEA Games 2011 Jakarta dan 2013 Myanmar, sama-sama mendapatkan medali emas.

“Target saya final dulu setelah itu baru saya bisa membidik yang lebih tinggi karena persaingan sekarang sudah merata. Kita tidak bisa melihat negara ini yang paling kuat atau ini tidak. Tapi kekuatannya semua sama,” katanya.

Satu bekal lain, Jintar mendapatkan pelajaran berharga dari Kejuaraan Asia di Astana, Kazakhstan. Di ajang itu, Jintar tersingkir di babak awal. Dia berteka dmembayar kegagalan di ajang tersebut saat tampil di SEA Games nanti.